Kejujuran dan Integritas
Posted April 16, 2008
on:- In: Hikmah | Marketing | Motivation
- 10 Comments
Sebuah pengalaman ketika di sebuah Hotel di kawasan Bogor…
Dalam confirmation letter yang telah saya tanda tangani, telah disepakati bahwa meeting akan dilaksanakan di Salak Room. Namun, ketika rekan-rekan saya datang untuk install hub intranet, ternyata ruang meeting dipindahkan oleh bagian Marketing Hotel ke ruang yang lebih kecil. Kemudian saya datang, saya bilang kepada resepsionis bahwa berdasarkan confirmation letter, ruang meeting saya ada di Salak Room. Bagian reseptionis menghubungi Sales Person di bagian Marketing, namun orang tersebut sedang meeting. Kemudian saya telepon dia langsung via Handpone, tidak dijawab… saya SMS, tidak dijawab… Setelah saya tunggu lama… saya putuskan saja, kepada rekan-rekan saya untuk install hub intranet di Salak Room.
Baru setelah itu, Sales Person Novotel mengontak saya via telepon, dia bilang kalo ”Ruangan ditentukan oleh pihak Hotel”. Saya masih ngotot untuk menggunakan Salak Room, karena ruangan Burangrang lebih kecil, tidak akan cukup untuk peserta rapat yang saya undang. Sales Person tersebut menginformasikan bahwa Salak Room sudah dibooking oleh perusahaan lain. Namun, setelah didesak, akhirnya kami dapat menggunakan Salak Room…. Di satu sisi sayang senang, bisa menggunakan Salak Room, namun di sisi lain saya kecewa, karena saya merasa dibohongi… Bukankan tadi orang tersebut bilang bahwa Salak Room telah dibooking? Sales person tersebut TIDAK JUJUR.
Saya mendapatkan informasi dari rekan-rekan saya di Bogor, bahwa ternyata hal yang saya alami telah berlangsung berulang kali. Mereka dengan mudahnya menggantikan ruangan tanpa pemberitahuan kepada pelanggan.
Sebetulnya ketidakjujuran ini sudah terjadi sebelumnya, ketika kami menggeser acara kebersamaan yang rencananya akan dilaksanakan pada Rabu Malam, saya geser menjadi Kamis Malam. Sales person tersebut menyatakan bahwa Kamis Malam restoran sudah dibooking perusahaan lain. Namun ketika kami kontak resepsionis, informasinya berbeda, bahwa restoran tersebut (Meuranti Restaurant) masih kosong pada Kamis Malam…. Sales Person tersebut TIDAK JUJUR.
Di lingkungan marketing dan bisnis pada umunya, KEJUJURAN adalah merupakan modal utama untuk mencapai keberhasilan. Dari berbagai penelitian tentang sifat-sifat/ karakter penunjang keberhasilan seseorang, dari berbagai negara, Jujur selalu prioritas pertama sebagai sifat/ karakter yang menunjang keberhasilan. Dari teori ESQ yang disampaikan Ary Ginanjar, Jujur merupakan nilai dasar yang pertama, selain nilai dasar lainnya yaitu Tanggung Jawab, Visioner, Disiplin, Kerjasama, Adil dan Peduli.
Di masa sekarang ini memang terjadi krisis kejujuran. Motto atau kata-kata pesan seperti ”Trust No One” merembak diberbagai kalangan. Pelanggan tidak percaya akan perusahaan, bahkan dalam perusahaan sendiri seringkali pegawai tidak perjaya dengan manajemen, dan yang lebih parah lagi, di dalam tubuh pemerintahan tumbuh saling tidak percaya antara perwakilan rakyat dengan pemerintah. Hal ini ini menunjukkan rendahnya nilai-nilai kejujuran dalam masyarakat.
Apa sih kejujuran itu?
Melalui buku The Speed of Trust, karya Stephen M.R. Covey, saya menggali arti kejujuran. Kejujuran dalam bahasa inggris adalah HONESTY yang artinya ’telling the truth and leaving the right impression’. Jadi kalau sekedar menyampaikan berita yang benar tapi dengan impresi yang salah, masih belum dikatakan sebagai jujur. Namun, lebih jauh, kejujuran yang dimaksud untuk meningkatkan kepercayaan (trust), honesty saja tidak cukup, namun dibutuhkan yang lebih dari sekedar honest, yaitu dibutuhkan INTEGRITY. Untuk integrity dibutuhkan CONGRUENCE, HUMILITY dan COURAGE.
Congruence dapat diartikan memiliki kesamaan dari luar maupun dari dalam (the same inside and out – not compliance). Jadi pribadi orang tersebut tidak ada yang disembunyikan, karakter melekat dengan sifatnya. Humility ditekankan sebagai humble person, atau orang yang bersahaja. Stephen M.R. Covey mengungkapkan:
“A Humble Person is more concerned about what is right than about being right, about acting on good ideas than having ideas, about embracing new truth than defending outdated position, about building the team than exalting self, about recognizing contribution than being recignized for making it.”
Courage artinya memiliki keberanian untuk mengungkapkan kebenaran. Courage sangat penting dalam menumbuhkan integrity, sebagaimana Winston Churchill pernah berkata: “Courage is the first of the human qualities becouse it is a quality which guarantees all the others.”
Jadi untuk menumbuhkan bisnis yang jujur membutuhkan integritas. Integritas ini membutuhkan sifat-sifat HONESTY, CONGRUENCE, HUMILITY dan COURAGE. Bisnis yang berkelanjutan (sustainable business) membutuhkan tingkat integritas yang tinggi yang akan menumbuhkan kepercayaan yang berkelanjutan. Sebagaimana pesan yang disampaikan oleh Albert Einstein: “Whoever is careless with the truth is small matters cannot be trusted with important matters.”
Dan jangan lupa, Muhammad SAW adalah seorang pebisnis yang berhasil sebelum diutus menjadi Nabi, dikarenakan karena kejujuran dan integritasnya. Beliau mendapat gelar Al-Amin karena kejujuran dan integritasnya. Limpahkanlah shalawat dan salam kepada Rasulullah…
10 Tanggapan to "Kejujuran dan Integritas"
KISAH LAIN yang terjadi mengenai kejujuran,… akhirnya setelah hampir dua tahun lebih banyak ‘bertapa’ di rumah (tentunya karena proses melahirkan dan membesarkan anak) mulailah beraktivitas ke kehidupan nyata seperti berbelanja ke hipermarket.
Di Hipermarket yang terkenal tersebut, ternyata banyak perubahan mulai dari penambahan booth jualan pada area yang dulu dibiarkan kosong, hingga penambahan beberapa TV datar pada beberapa space di langit2 sebagai media promo.
Dengan niat membeli karena tertarik pada salah satu booth yang menjual Pizza dengan merek yang tidak begitu familiar namun harganya lebih mahal, maka saya memesan satu irisan pizza tsbt, …prosedurnya adalah setelah memesan maka menunggu untuk proses penghangatan pizza, ketika akan menghangatkan kembali irisan pizza yg diambil terjatuh ke lantai maka dengan cekatan dikembalikan ke loyang penghangat, namun sy tidak mau, shg sang penjual mengambil pizza yg baru namun tanpa mengeluarkan pizza pertama yg jatuh….saya mulai curiga…namun saya tertarik untuk mengetes kejujuran dari sang penjual….dan,,benar saja dengan lihaynya dia menyerahkan pizza yang awal jatuh, lalu saya bertanya apakah ini pizza yang baru?? dengan mantap si penjual bilang iya…dan saya mengulangi lagi yang kedua..sambil menunjuk bahwa yg di posisi kiri adalah pizza yg jatuh, dan itulah yg diambilnya untuk saya,…namun ia tetap tidak ingin memberikan yg baru,..buat saya sudah cukup hal tsbt untuk tidak kembali ke booth tsbt dan membeli pizza…saya tetap membayar tanpa mengambil satupun pizza seraya berujar kepada sang penjual…” SILAKAN INI AMBILAH PIZZA GRATIS DARI SAYA UNTUK ANDA MAKAN…”
*smiling
Untuk dunia perhotelan… praktek seperti ini cukup lazim.
(ketidakjujuran).
Sedikit tips dari saya, mungkin pendekatan personal akan mencegah hal-hal seperti ini.
Meskipun kalo dipikir2 lucu juga, kita customer kok malah kita yang “mengemis”.
Tetapi itulah dunia jasa kita…… semakin banyak pemain akan semakin mudah bagi kita memilih jasa yang mana yang lebih baik.
Hey I am so thrilled I found your webpage, I really found you by error, while I was researching on
Bing for something else, Anyhow I am here now and would just like to say kudos
for a incredible post and a all round entertaining blog (I also love the
theme/design), I don’t have time to look over it all at the minute but I have saved it and also added your RSS feeds, so when I have time I will be back to read
a great deal more, Please do keep up the fantastic work.
If you desire to grow your knowledge simply keep visiting this
web page and be updated with the most recent information posted here.
This magical totem brings security and wise luck,
and in most cases can be indispensable so don’t leave getting them back quickly. However, the chopper design and other illnesses known to affect the development of an affair she was a treat. The Bobber is truly a purist type of bike.
1 | prabu
April 17, 2008 pada 4:47 am
Memang … jujur telah menjadi barang yang langka
Pembentukan watak dan kepribadian sejak kecil sangatlah menentukan
Kualitas iman menjadi dasar untuk menjadi orang jujur atau sebaliknya
Godaan harta benda duniawi yang nyata, beradu kuat dengan janji Tuhan yang “belum nyata”, terbukti ada vs belum terbukti ada, duniawi vs ukhrawi
Orang lebih mementingkan hari ini yang sekejap dibanding hari esok yang kekal, hidup sesaat vs hidup kekal selamanya
Dan semua berpulang kepada pemahaman:
– Sadarkah kita bahwa kejujuran adalah memesrakan hubungan kita dengan-Nya ?
– Adakah keyakinan bahwa Allah-lah pengatur segala sesuatu, dan tidak ada satupun makhluk ciptaanNya yang lepas dari rahmadNya ?
– Adakah korelasi antara kejujuran dengan kesengsaraan dan ketidakjujuran dengan kesenangan ? jujur hancur, cari makan dengan yang nggak jujur aja susah apalagi kalau jujur
Sudah jujurkah kita ?